} }

SEJARAH SINGKAT PENDIRIAN SOLIDARITAS PASER MANIA ACEH (SPAMA)

 

Anggota Solidaritas Paser Mania Aceh (SPAMA) saat acara maser ikan bareng di pantai Ulee Lheue Kota Banda Aceh (05/03/2023)

 

Paser ikan mulai diperkenalkan di Indonesia sekitar tahun 2009. Dikategorikan sebagai alat tangkap ikan yang modern dan ramah lingkungan Olah raga paser ikan ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan alat tangkap ikan lainnya, yakni mampu melakukan penangkapan ikan dengan cara terpilih demi menjaga kelangsungan hidup ikan dan terlindungi dari kepunahan. Hal ini mampu menarik perhatian dari para penghobi berburu hewan-hewan darat untuk beralih berburu ikan di perairan.

Di daerah Aceh sendiri, olah raga paser ikan ini mula-mula diperkenalkan oleh beberapa pemaser dari pulau Jawa pada awal tahun 2011. Sedangkan jumlah pemaser di Aceh sendiri masih sangat sedikit dan perlahan-lahan mulai menjamur hingga awal tahun 2019. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh karena hasil penangkapan ikan yang sangat menjanjikan serta sensasi strike yang sangat memicu adrenalin.

Pada pertengahan tahun 2019, kegiatan olah raga paser ikan di Aceh kembali dipopulerkan oleh sepasang kawanan Youtuber pemaser ikan asal Kota Banda Aceh yaitu Andryasmar dan  Subiantoro melalui kanal YouTube yang dikembangkannya yaitu BSC (bukan sniper channel) https://www.youtube.com/@bukansniperchannel/videos dan juga oleh Bukhari seorang Youtuber paser ikan asal Aceh Besar melalui channel YouTubenya Aceh Gun Fishing https://www.youtube.com/@acehgunfishing2386/videos dan tak jarang keduanya sering melakukan kolaborasi dalam mengembangkan kegiatan memaser ikan.



Melalui kolaborasi tersebut, muncullah gagasan awal untuk mendirikan sebuah wadah organisasi perkumpulan atau komunitas untuk menaungi para penghobi paser ikan khsusunya di daerah Aceh. Sehingga pada awal tahun 2020 satu persatu para penghobi paser ikan mulai terkumpul, berinteraksi dan berkomunikasi aktif melalui groub Whatsapp PASER MANIA ACEH yang anggotanya mayoritas berasal dari  wilayah Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar serta beberapa diantaranya berasal dari Kabupaten Pidie dan Abdya. Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh wilayah di Indonesia termasuk Aceh saat itu pada tahun 2019 mengakibatkan terbatasnya aktifitas pemaser di luar rumah, sehingga interaksi antar sesama aktif dilakukan melalui WAG tersebut.


Atas inisiatif bersama seluruh anggota melalui komunikasi yang dilakukan secara terus menerus melalui WAG, maka Paser Mania Aceh mulai terbentuk sebagai sebuah komunitas paser ikan pada hari Selasa tanggal 25 Dzulqaidah 1442 H / tanggal 06 Juli 2021 dengan nama   Solidaritas Paser Mania Aceh (SPAMA). Setelah melakukan penyamaan persepsi dalam beberapa kali pertemuan dan musyarawah anggota, pembentukan pengurus harian, akhirnya SPAMA dikukuhkan pada hari Ahad (Minggu) 29 Safar 1444 H / tanggal 25 September 2022 bertempat di Pantai Gampong Alue Naga Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh dengan saudara Bukhari, SKM, MKM. sebagai Ketua Umum di awal pendirian ini.

Diawal pendirian, SPAMA telah melakukan beberapa kegiatan positif kemasyarakatan dan sosial, diantaranya kegiatan pembersihan lingkungan dan bantaran sungai dari pencemaran sampah plastik dan aksi menebarliarkan benih ikan di perairan.

anggota SPAMA mengutip sampah plastik di bantaran sungai Krueng Dhoe Kec. Montasik Kab. Aceh Besar (15/1/2023)

anggota SPAMA mengutip sampah plastik di jalan raya aliran Krueng Dhoe Gampong Lamnga Kec. Montasik Kab. Aceh Besar (15/1/2023)

anggota Solidaritas Paser Mania Aceh membersihkan sampah plastik di aliran sungai Krueng Dhoe Kec. Montasik Kab. Aceh Besar (15/1/2023)

puluhan anggota Solidaritas Paser Mania Aceh antusias dan penuh semangat membersihkan sampah plastik di bantaran sungai Krueng Dhoe Kec. Montasik Kab. Aceh Besar (15/1/2023)

sampah-sampah yang terkumpul dievakuasi ke darat

seluruh sampah plastik terkumpul dan selanjutnya diangkut oleh Dinas Kebersihan Kab. Aceh Besar

Pemasangan plang himbauan larangan membuang sampah di bantaran dan aliran sungai bersama perangkat desa Gampong Lamnga Kec. Montasik Kab. Aceh Besar

Solidaritas Paser Mania Aceh menebarliarkan ribuan benih ikan Nila dan ikan Mas di aliran sungai Krueng Dhoe Kec. Montasik Kab. Aceh Besar (15/1/2023)

Seiring perjalanannya dalam membangun organisasi, SPAMA kerap melakukan komunikasi dengan beberapa club pemaser di luar Aceh, seperti club Paser Mania Tegal (PMT) di Provinsi Jawa Tengah yang merupakan salah satu club di bawah naungan Persatuan Pemaser Ikan Indonesia (PPII). Atas arahan dan bimbingan keorganisasian dari PMT, maka SPAMA juga berencana akan bergabung bersama PPII.

Pada akhir September 2022, SPAMA juga melakukan komunikasi awal dengan Bidang Organisasi PPII yaitu saudara Sugiono guna mendapatkan arahan tentang prosedur dan administrasi terkait keanggotaan di PPII. Setelah melakukan serangkaian kegiatan penyiapan administerasi, maka pada pertengahan Maret 2023 SPAMA telah melayangkan permohonan untuk bergabung bersama PPII dengan melampirkan berkas-berkas administrasi yang diperlukan.

Bukhari, S.ST,MKM. (Ketua Umum SPAMA) dan Andryasmar (Wakil Ketua)

SPAMA juga melakukan pencatatan Akta pendirian perkumpulan melalui Notaris dan mendaftarkan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, sehingga pada awal Agustus 2023 SPAMA telah mendapatkan pengesahan pendirian perkumpulan melalui Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-0006317.AH.01.07.TAHUN 2023 tanggal 01 Agustus 2023.

Pada 12 Juli 2023, Ketua SPAMA Bukhari, S.ST,MKM. telah melakukan pertemuan silaturahmi bersama pengurus pusat PPII di Jakarta, yang dihadiri oleh Bapak Agus Pembina PPII, Bapak Teguh Prasetyo Budi Wakil PPII dan Sugiono Bidang Organisasi. Dalam pertemuan tersebut juga membahas tentang upaya-upaya percepatan keanggota SPAMA sebagai bagian dari PPII Pusat Jakarta.

Ketua SPAMA Bukhari, S.ST,MKM. (kiri) salam komando bersama Bapak Agus Pembina PPII, didampingi Bapak Teguh Prasetyo Budi Wakil PPII (tengah) dan sdr. Sugiono Bidang Organisasi (kanan)


SPAMA memiliki visi “Mewujudkan olahraga paser sebagai kegiatan positif, ramah terhadap ekosistem dan berwawasan lingkungan" dengan misi sebagai berikut :

1. Menjadikan paser sebagai salah satu alat tangkap ikan yang modern dan ramah lingkungan dalam usaha menjaga eksistensi ikan di perairan.

2. Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pencemaran dan/atau kerusakan Lingkungan hidup guna menjamin keberlangsungan ekosistem air.

3. Meningkatkan pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) dan lingkungan melalui progra melepasliarkan bibit ikan di perairan.

4. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pengolahan ikan hasil tangkapan  paser.

5. Melakukan kampanye/sosialisasi gemar memakan ikan terhadap masyarakat  sebagai upaya melawan stunting.

6. Mewujudkan peningkatan peran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan melalui usaha pengelolaan sampah yang tepat.

7. Mewujudkan penataan dan penegakkan hukum lingkungan.

Demikian sejarah singkat pendirian organisasi Solidaritas Paser Mania Aceh, semoga dalam perjalanannya kelak senantiasa diberikan kelancaran dan kesuksesan.

Salam Paser Mania!

Posting Komentar

0 Komentar